
Tebal: 192 halaman
Ukuran: 15 cm x 23 cm
Penulis: Isnaeni Achdiat
Penerbit: Pustaka KSP Kreatif
Buku ”Merajut Kembali Mimpi Indonesia – Gagasan Langkah Nusantara” merupakan refleksi mendalam dari serangkaian gagasan yang terhimpun melalui perenungan kritis terhadap perjalanan bangsa. Tepatnya, sebuah upaya untuk membaca jejak langkah Indonesia dari masa lalu, merangkul realitas hari ini, dan merumuskan strategi untuk menyongsong masa depan. Setiap bab dalam buku ini adalah kepingan narasi yang mengkaji ulang nilai-nilai fundamental Pancasila hingga tantangan nyata yang membentang di hadapan kita: transparansi, daya saing global, dan mimpi besar Indonesia Emas 2045.
Buku ini lahir dari kegelisahan yang disertai optimisme—kegelisahan terhadap jurang antara idealisme dan realitas, sebagaimana dibahas dalam Bab 1. Pancasila, yang seharusnya menjadi pedoman moral, kerap tergerus oleh pragmatisme politik dan kepentingan sesaat. Pertanyaan mendasar yang diajukan Tan Malaka, “Setelah merdeka, lalu apa?”, tetap relevan hingga kini. Kemerdekaan sejati bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik, tetapi tentang bagaimana kita mengisi ruang kebebasan itu dengan gotong royong untuk membangun bangsa.
Tentu saja, kita semua memiliki mimpi yang sama: Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera. Namun mimpi ini sering terasa jauh. Bab 2 membedah target ambisius Indonesia Emas dan menawarkan kritik konstruktif. Alih-alih menunggu, kita perlu merumuskan strategi akselerasi yang lebih agresif sejak dini, tanpa mengabaikan target yang realistis dan terukur. Reformasi struktural, investasi di sektor produktif, serta kemitraan global yang tepat adalah kunci untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah secara lebih cepat.
Mengakselerasi Kemajuan
Pondasi kemajuan bangsa terletak pada transparansi, sebagaimana dibahas dalam Bab 3. Transparansi bukan sekadar tertulis di atas kertas, melainkan menuntut “revolusi karakter” yang mengedepankan kejujuran. Di tengah birokrasi yang lamban dan maraknya korupsi, auditing hadir sebagai instrumen strategis untuk mengevaluasi integritas.
Keberanian untuk transparan adalah kunci agar pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, dan daya saing ekonomi dapat berkembang pesat\Sektor pendidikan (Bab 4) dan kesehatan masyarakat (Bab 5) adalah dua pilar yang harus diperbaiki secara mendalam. Pendidikan, yang seharusnya menjadi alat transformasi sosial, masih menghadapi paradoks antara cita-cita dan kenyataan. Ketimpangan akses, kurikulum yang tidak relevan, dan rendahnya integritas lulusan menunjukkan bahwa reformasi pendidikan harus dilakukan secara holistik, termasuk mentransformasi sistem agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Di sisi lain, strategi kesehatan masyarakat yang cerdas menuntut pergeseran dari pendekatan kuratif ke preventif. Insentif dan teknologi menjadi kunci untuk memotivasi masyarakat agar hidup lebih sehat, yang pada akhirnya menghemat pengeluaran negara.
Buku ini juga menyentuh isu strategis lainnya, seperti pelayanan publik (Bab 6) yang menuntut perpaduan antara budaya antre dan teknologi digital. Pelayanan publik yang efisien dan berkeadilan tidak cukup hanya dengan digitalisasi sistem, tetapi juga membutuhkan kesadaran sosial dan perubahan perilaku birokrasi. Ketika teknologi bertemu etika pelayanan, efisiensi bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga soal kepercayaan dan keberpihakan pada warga.
Menjadi Subjek, Bukan Objek
Kedaulatan bangsa (Bab 7) dan daya saing tenaga kerja (Bab 8) adalah dua isu yang saling terkait dalam menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di kancah global. Di tengah gejolak geopolitik, swasembada strategis di sektor pangan, energi, dan teknologi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk menjaga martabat bangsa. Ini adalah kelanjutan dari konsep ketahanan, yang menuntut kita untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan dari dalam negeri.
Untuk mewujudkannya, kita membutuhkan pemikiran baru. Salah satunya adalah konsep labourpreneur, yang akan diuraikan dalam Bab 8. Konsep ini mendorong tenaga kerja Indonesia untuk tidak hanya pasif, tetapi berpikir strategis, meningkatkan nilai jual, dan mampu bersaing secara global. Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang tepat, kita dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi proporsi sektor informal.
Sistem yang formal memungkinkan inovasi di sektor ketenagakerjaan, sehingga daya saing bangsa pun meningkat. Transformasi ini disertai dengan lahirnya semangat kewirausahaan (entrepreneurship) yang diharapkan dapat mengubah Indonesia dari negara konsumen menjadi produsen strategis, sebagaimana dibahas dalam Bab 9.
Menghimpun Kekuatan Indonesia
Pada akhirnya, semua strategi dan gagasan tersebut tidak akan berarti tanpa pondasi pergerakan yang kuat. Bab 10 menawarkan gagasan tentang Orkestrasi Merah Putih — sebuah gerakan moral yang menghimpun kekuatan lintas sektor, generasi, dan pemikiran.
Gerakan ini lahir dari ketidakoptimalan sistem politik di Indonesia, serta niat untuk turut membangun bangsa melalui pendidikan, budaya, dan dialog sosial yang murni. Orkestrasi ini bertujuan menanamkan kembali semangat persatuan dan urgensi kebersamaan dalam membangun negeri, sebagaimana diekspresikan dalam tembang “Langkah Nusantara”— sebuah langkah besar himpunan gerak segenap kekuatan bangsa Indonesia.
Dengan seluruh refleksi dalam buku ini, Isnaeni Achdiat berharap dapat memberikan sumbangan pemikiran yang memicu dialog, mendorong tindakan, dan menginspirasi kita semua untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi turut menjadi bagian dari solusi membangun Indonesia yang lebih baik. Ini adalah ajakan untuk terlibat, berpikir kritis, dan bertindak nyata demi mewujudkan mimpi bersama.
Ditulis Isnaeni Achdiat
Buku ini ditulis Isnaeni Achdiat, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Memiliki pengalaman profesional selama lebih dari tiga dekade, Isnaeni menjabat sebagai Managing Director EY Indonesia dan memimpin praktik Government & Public Sector, khususnya dalam transformasi digital. Di tingkat regional, ia dipercaya sebagai anggota EY Asia Pacific Advisory Council dan Steering Committee untuk Diversity & Inclusiveness. Kariernya di EY mencakup lintasan multidisipliner—dari audit keuangan, audit operasional dan TI, hingga konsultasi risiko dan bisnis—yang berpuncak pada peran strategis dalam melayani sektor pemerintahan dan publik.
Landasan keahliannya diperkuat oleh latar akademik yang kokoh. Ia meraih gelar doktor di bidang Akuntansi dan Auditing dari Universitas Padjadjaran, dengan fokus pada Information Quality and Innovation. Di samping itu, ia mengabdikan ilmunya sebagai Dosen Senior di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kontribusinya melampaui batas korporasi. Ia aktif sebagai pengurus nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Vice-Chairman Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG), Pembina Yayasan Pendidikan Internal Audit, dan President ISACA Indonesia Chapter. Di ranah sosial, Isnaeni menggagas platform komunitas digital AKUTAHU yang kini memiliki lebih dari 140 ribu pengikut, serta menginisiasi Gerakan Orkestrasi Merah Putih sebagai wadah semangat membangun negeri melalui gerakan moral lintas generasi. Ia juga dikenal sebagai seniman nasionalis, dengan talenta di bidang musik yang diwujudkan melalui Orkestra Merah Putih yang ia dirikan sekaligus sebagai Pianis, dan Songwriter.

Gagalnya mimpi Indonesia mensejahterakan rakyatnya, saatnya berubah kepada sistem Persemakmuran Nusantara dengan multi bank sentral dan multi mata uang bagi semua daerah.
SukaSuka