ROBERT ADHI KSP

Pada masa pandemi Covid-19, pemerintah menutup mal untuk menghindari kerumunan orang. Ada penyewa yang rontok, tetapi ada juga yang tetap bertahan. Apa kiat Summarecon Agung meyakinkan para penyewa (tenant) bahwa “badai pasti berlalu”?
“Kami yakin dan optimistis, di ujung terowongan masak tak ada sinar? Semua tenant dalam kondisi susah, kami bantu dalam hal keringanan biaya sewa. Kami menghitung berapa biaya sewa yang memberatkan mereka, dan kami beri keringanan. Jadi secara finansial, kami menolong para tenant agar bisa bertahan melalui masa dua-tiga tahun yang berat. Tenant kecil, kami bantu dengan lebih banyak diskon sewa. Jika situasi sudah pulih, kami kurangi diskonnya. Prinsip kami adalah maju bersama tenant. Tanpa tenant, kami tak bisa survive,” tandas Soegianto Nagaria, putra pertama keluarga Soetjipto Nagaria.
Menurut Soegianto, hubungan Summarecon dengan para tenant menjadi lebih baik di masa perjuangan bersama selama pandemi Covid-19. “Kami sama-sama berjuang untuk melewati badai pandemi. Kami optimistis, badai akan berlalu. Malah kami merasakan mendapat tambahan kekuatan karena mampu menjual secara daring (online). Kami belajar bagaimana berhubungan dengan konsumen dalam dunia maya,” ungkapnya.
Semua tenant dalam kondisi susah, kami bantu dalam hal keringanan biaya sewa. Kami menghitung berapa biaya sewa yang memberatkan mereka, dan kami beri keringanan. Jadi secara finansial, kami menolong para tenant agar bisa bertahan melalui masa dua-tiga tahun yang berat. Tenant kecil, kami bantu dengan lebih banyak diskon sewa. Jika situasi sudah pulih, kami kurangi diskonnya. Prinsip kami adalah maju bersama tenant. Tanpa tenant, kami tak bisa survive.
SOEGIANTO NAGARIA
Pada akhir 2022, traffic mal-mal milik Summarecon sudah mencapai 89 persen, hampir menyamai masa sebelum pandemi Covid-19. “Banyak orang bosan di rumah, sehingga ketika kami menggelar acara Festival Kuliner Serpong, banyak orang happy bisa makan di luar ruangan. Tampaknya kita sudah kelamaan diikat. Kami juga baru menggelar acara lari Serpong Green Warrior Run dengan kombinasi lari berlumpur. Saya kira, acara-acara outdoor masih relatif aman,” katanya.
Kondisi pandemi membawa dampak untuk semua sektor, tidak terkecuali dengan bisnis tenant di pusat perbelanjaan. Dalam masa pandemi, Summarecon bersama-sama dengan tenant mencoba bekerja sama dengan selalu menjaga komunikasi untuk memahami keperluan mereka, serta melakukan kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Dengan semangat berpartisipasi dalam mendukung kebijakan pemerintah, Summarecon memastikan kebutuhan konsumen tetap terpenuhi selama pembatasan PSBB/PPKM, sekaligus membuka jalan untuk tenant- tenant agar bisa tetap berusaha.
Soegianto optimistis bisnis mal bangkit dan terus menggeliat pada 2023. “Melihat karakter masyarakat Indonesia yang masih senang bersosialisasi, senang datang ke mal, bisnis mal akan tetap baik, ruang berkembangnya masih besar,” katanya.
Pengelola mal memiliki tugas memastikan agar tetap berevolusi, menghadirkan pengalaman baru yang menyenangkan, dan tetap memenuhi kebutuhanmasyarakat sebaik mungkin. Di antaranya dalam pemilihan tenant, peremajaan dan pemeliharaan fasilitas, agar tetap modern dan update sebagai upaya untuk terus memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pertahankan Karakter Perusahaan yang Penuh Semangat Kekeluargaan
Soegianto Nagaria, putra pertama keluarga Soetjipto Nagaria mengatakan, Summarecon mempertahankan karakter perusahaan yang penuh semangat kekeluargaan dengan tetap beradaptasi terhadap berbagai perkembangan. Summarecon berusaha menciptakan terobosan dalam membangun kota terpadu yang mampu meningkatkan nilai ekonomi. Summarecon ingin selalu dekat di hati masyarakat. Salah satu kuncinya adalah menyediakan sarana dan prasarana yang sustainable bagi komunitas
Untuk semakin mengikuti berbagai perubahan, Summarecon meluncurkan visi dan misi terbaru perusahaan yang didasarkan pada nilai-nilai core values, yang terangkum dalam sebuah kata CARING yaitu C (Commitment), A (Agility), R (Care), I (Integrity), N (Collaboration) dan G (Gratitude).
Semuanya bermuara pada visi dan misi terbaru Summarecon. Visinya adalah menjadi teman sepanjang waktu dalam membangun komunitas dengan ekosistem kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan, sedangkan misinya adalah menciptakan terobosan inovasi perkotaan yang dapat meningkatkan nilai ekonomi sekeliling Summarecon, membangun tim yang berkomitmen, adaptif dan fokus pada menyajikan nilai untuk pelanggan, serta aktif berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.
Pendiri dan pemilik Summarecon, Soetjipto Nagaria, sangat memperhatikan step by step perkembangan anak- anaknya, Soegianto dan Herman. Tampuk kepemimpinan diserahkan kepada kedua anaknya secara bertahap. “Anak ya tetap anak. Kami didukung, diberi nasihat. Papa selalu bertanya, bagaimana kalian sudah siap? Sebagai anak, kalau ditanya apakah kami siap memimpin perusahaan, tentu kami akan memberikan yang terbaik. Kami bersyukur orang tua mempercayakan kami memimpin perusahaan,” ungkap Soegianto.
Menurut Soegianto, betapa pentingnya pandangan ayah dan ibunya. “Bagi kami, saya dan Herman, kehidupan ayah dan ibunya selalu menjadi teladan bagi mereka. Papa juga menjadi tempat bertanya, mengapa bisa begini dan begitu,” katanya.
Bagaimana Soegianto membagi waktu antara memikirkan perusahaan dan keluarga, dan apa filosofi hidup Soegianto yang menjadi panduan dan dipegang dalam menjalani kehidupan? Soegianto menyatakan bersyukur sudah ditemani orangtuanya sampai sekarang. Dia masih mendengarkan nasihat sang ayah, Soetjipto Nagaria, dalam mengelola perusahaan. “Saya bersyukur dengan perusahaan yang didirikan ayah saya sehingga saya bisa di posisi ini sekarang,” katanya. “Bersyukur, dan mawas diri. Memperbaiki dan berbenah diri, agar lebih baik dalam menghadirkan produk dan layanan bagi konsumen,” jawabnya.

Soegianto mementingkan keluarga. “Tetapi pekerjaan selalu menarik-narik saya terus. Saya jalani kedua- duanya karena harus berjalan harmonis dan beriringan,” ungkapnya. Pada akhir pekan, Soegianto meluangkan waktu untuk keluarga, sedangkan pada hari kerja, dia berusaha untuk pulang tepat waktu. “Kalau sudah di rumah, fokus saya adalah keluarga,” ujarnya
Ihwal transfer wisdom kepada keluarga, dia berusaha mengenalkan dan ikut melibatkan anggota keluarganya dengan beberapa aktivitas perusahaan sehingga terjalin hubungan, connection terhadap perusahaan, dan pada gilirannya generasi penerus memiliki rasa mencintai dan dapat melanjutkan jalannya bisnis perusahaan.
DIKUTIP DARI BUKU “MEMBANGUN INDONESIA MELALUI INDUSTRI PROPERTI” (ROBERT ADHI KSP, PUSTAKA KSP KREATIF, 2023). INGIN MEMBACA LEBIH LENGKAP? KLIK TAUTAN INI UNTUK MEMBELI E-BOOK DENGAN POTONGAN HARGA