Jalan Sutera Utama, Tangerang dikenal sebagai “Green Tunnel of Alam Sutera”

Haryanto Tirtohadiguno (60 tahun), Presiden Komisaris PT Alam Sutera Realty Tbk mengenang masa awal Alam Sutera didirikan, sekitar 30 tahun silam, ketika dia mulai diberi kepercayaan penuh oleh The Ning King — founder Argo Manunggal Group. Saat itu usia Haryanto 30 tahun, tidak punya pengalaman dalam industri properti, bahkan pengetahuannya tentang properti masih sangat minim, seadanya dan tambal sulam. 

Haryanto saat itu hanya punya tiga orang dalam timnya, semua arsitek yunior, dan satu lainnya lebih senior yang berpengalaman selama 15 tahun dalam bidang keuangan. Haryanto juga dibantu istrinya, Angeline — putri pertama The Ning King— yang berpengalaman dalam bidang human resources dan memiliki analisis yang tajam. 

Semakin tahun tantangan perusahaan semakin besar. Haryanto mengaku sangat beruntung didampingi tim kerja yang sangat profesional dan berintegritas baik — sebagian besar masih mendampingi Haryanto sampai sekarang. 

“Saya merasa Alam Sutera sangat beruntung mempunyai tim kerja yang mayoritas sangat loyal, bersinergi, kreatif dan pekerja keras. Yang tidak kalah penting adalah tim kami berintegritas, terkoordinir dengan baik, dan mempunyai rasa memiliki yang tinggi,” ungkap menantu The Ning King ini. 

Alam Sutera hari ini adalah perusahaan publik. Memang betul, cikal bakal perusahaan ini adalah perusahaan keluarga yang dimulai dengan sangat sederhana. “Tetapi seiring dengan perkembangan perusahaan yang hampir memasuki usia 30 tahun, kami tidak bisa lagi 100 persen menggunakan cara-cara tersebut. Jumlah karyawan yang sudah sedemikian besar serta kecepatan kerja, harapan dan ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi, kami harus membuka diri bekerja sebagai tim yang profesional. Kebutuhan leader-leader yang terampil sudah tidak dapat dihindari lagi,” paparnya. 

Menurut Haryanto, terlepas apakah karyawan dari pihak keluarga atau dari kalangan profesional, itu sudah bukan hal yang prinsip lagi karena harus mengedepankan meritocracy. “Budaya atau nilai-nilai yang baik dari tradisi keluarga, khususnya yang kami yakini, dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan, dan pasti akan kami pertahankan terus. Seperti budaya kekeluargaan, saling respek, saling percaya, saling mengerti. Kerja keras, fokus, kreatif untuk memberikan service dan produk yang optimum kepada pelanggan, akan selalu kami junjung,” urainya. 

Haryanto Tirtohadiguno

Apa kiat Haryanto Tirtohadiguno mempertahankan perusahaan Alam Sutera menjadi salah satu pengembang yang disegani dalam industri properti? “Saya percaya layaknya sebuah kapal laut, bahwa ukuran kapal memang harus cukup besar supaya memadai untuk dapat berlayar jauh, khususnya ketika menghadapi gelombang besar agar tidak mudah tertiup angin dan terbalik,” katanya. 

Tetapi berapa pun ukuran kapal yang digunakan untuk mengarungi lautan, kata Haryanto. kapal itu harus senantiasa dalam keadaan sehat dan kuat terlebih dahulu. “Size kapal harus mengikuti kemampuan dari kapten dan kru yang terlibat. Dengan kata lain sebelum kami berambisi menjadi besar, kami harus memastikan keterampilan dari team kami sudah cukup memadai, setiap size perusahaan harus mempunyai tim yang selaras dengan target. Jadi tentu boleh berambisi perusahaan menjadi besar, tetapi perusahaan harus sehat dan kuat,” paparnya. 

Menurut Haryanto, ketika berdiri pada tahun 1994, perusahaannya dijalankan oleh beberapa orang sehingga keputusan menjadi lebih mudah dan cepat. Seiring dengan perkembangan perusahan yang telah mencapai lebih dari 1.700 an orang, Haryanto menyakini diperlukan sebuah sistem yang tepat agar organisasi berjalan lancar. 

DIKUTIP DARI BUKU “MEMBANGUN INDONESIA MELALUI INDUSTRI PROPERTI” (ROBERT ADHI KSP, PUSTAKA KSP KREATIF, 2023). INGIN MEMBACA LEBIH LENGKAP? KLIK TAUTAN INI UNTUK MEMBELI E-BOOK DENGAN POTONGAN HARGA